Volatile Food Mengalami Deflasi 0,98 Persen

BADAN Pusat Statistik (BPS) melaporkan komponen bergejolak atau volatile food mengalami deflasi sebesar 0,98 persen pada Juni 2024 dan berkontribusi sebesar 0,16 persen terhadap tingkat deflasi secara bulanan.

“Deflasi Juni 2024 sebesar 0,08 persen didorong oleh deflasi komponen harga bergejolak yang mengalami deflasi 0,98 persen dan memberikan andil 0,16 persen,” kata Plt Sekretaris Utama BPS Imam Machdi di Jakarta, Senin (1/7).

Beberapa komoditas utama penyumbang andil deflasi pada Juni 2024 adalah komoditas bawang merah dengan andil 0,09 persen, tomat 0,07 persen, daging ayam ras 0,05 persen, dan telur ayam ras 0,02 persen.

Sementara itu, terdapat komoditas yang memberikan andil inflasi, antara lain cabai rawit dan cabai merah dengan andil inflasi masing-masing 0,02 persen; emas dan perhiasan, kentang, ketimun, sigaret kretek mesin, tarif angkutan udara, ikan segar, dan kopi bubuk dengan andil masing-masing 0,01 persen.

BACA JUGA  Jateng Alami Deflasi 0,07% pada Agustus 2024

Komponen inti mengalami inflasi 0,10 persen dengan andil 0,06 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi adalah emas perhiasan dan kopi bubuk.

Sedangkan komponen harga diatur pemerintah mengalami inflasi sebesar 0,12 persen dengan andil 0,02 persen, dengan komoditas yang dominan memberikan andil inflasi adalah sigaret kretek mesin dan tarif angkutan udara.

Bila ditinjau berdasarkan sebaran inflasi bulanan berdasarkan wilayah, sebanyak 26 dari 38 provinsi Indonesia mengalami deflasi, sedangkan 12 lainnya mengalami inflasi.

Deflasi terdalam sebesar 1,11 persen terjadi di Papua Selatan. Kemudian disusul oleh Bali 0,55 persen, Jawa Timur 0,37 persen, Sumatra Utara 0,33 persen, Kalimantan Selatan 0,32 persen, Sulawesi Selatan 0,26 persen, Nusa Tenggara Timur 0,23 persen, dan Kalimantan Timur 0,05 persen.

BACA JUGA  Pasokan dan Harga Pangan di Semarang Stabil

Sementara inflasi tertinggi terjadi di Papua Pegunungan sebesar 2,11 persen. Lalu, Sulawesi Barat 0,81 persen, Kepulauan Riau 0,28 persen, dan DKI Jakarta 0,12 persen. (Ant/S-01)

Siswantini Suryandari

Related Posts

Ditjen Pajak Pastikan tidak Ada Kebocoran Data

DIREKTORAT Jenderal Pajak (DJP) menegaskan, berdasar penelitian yang telah dilakukan dalam kurun waktu enam tahun terakhir, data log access tidak menunjukkan adanya indikasi yang  mengarah pada kebocoran data langsung dari…

ISEI Rekomendasi Solo Fokus pada Hilirisasi Pangan

IKATAN Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) merekomendasi Pemkot Solo agar fokus memperkuat hilirisasi sektor pangan. Hal itu guna mempercepat transformasi ekonomi Indonesia yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Penegasan itu disampaikan Perry…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Jangan Lewatkan

KPU Pekanbaru Tetapkan DPT Pilkada 2024

  • September 21, 2024
KPU Pekanbaru Tetapkan DPT Pilkada 2024

Gagal Tembus 10 Besar di PON, Ketum KONI Riau Minta Maaf

  • September 21, 2024
Gagal Tembus 10 Besar di PON, Ketum KONI Riau Minta Maaf

713 Titik Panas Karhutla Kembali Terpantau di Sumatra

  • September 21, 2024
713 Titik Panas Karhutla Kembali Terpantau di Sumatra

All Indonesian Final Terjadi di Ganda Campuran

  • September 21, 2024
All Indonesian Final Terjadi di Ganda Campuran

Anggota IJTI Sidoarjo Dituntut Sajikan Berita Akurat di Era AI

  • September 21, 2024
Anggota IJTI Sidoarjo Dituntut Sajikan Berita Akurat di Era AI

Nana Sudjana Puji Perjuangan para Atlet Jateng di PON

  • September 21, 2024
Nana Sudjana Puji Perjuangan para Atlet Jateng di PON