INDONESIA mencatatkan pencapaian baru di sektor perikanan dengan pelepasan ekspor perdana pakan udang dan benur udang ke Brunei Darussalam.
Rinciannya 42 ton pakan udang, 8 juta ekor benur, dan 400 ekor induk udang diekspor ke Brunei Darussalam dengan total nilai Rp1,66 miliar.
Pengiriman produk perikanan ini untuk perluasan akses pasar indonesia di dunia internasional.
Kepala Badan Karantina Indonesia, Sahat M. Panggabean melepas komoditas ekspor yang telah memenuhi persyaratan kesehatan, Sabtu (16/11).
Pelepasan ekspor telah disertai dengan sertifikat kesehatan yang diserahkan oleh Kepala Karantina Jawa Barat, Ahmad Rizal Nasution kepada eksportir.
“Dengan sertifikat kesehatan yang diserahkan hari ini, kami memastikan bahwa komoditas yang diekspor, baik itu pakan udang benur, maupun induk udang bebas dari penyakit berbahaya,” kata Kepala Badan Karantina Indonesia, Sahat M. Panggabean, Sabtu (16/11).
Sahat menekankan pentingnya peran Badan Karantina Indonesia dalam memastikan bahwa seluruh komoditas perikanan yang diekspor dari Indonesia.
Khususnya udang memenuhi standar kualitas dan kesehatan yang tinggi.
“Komoditas udang adalah salah satu andalan ekspor perikanan Indonesia,” jelas Sahat.
“Badan Karantina Indonesia sangat berhati-hati dalam memastikan bahwa induk udang dan benur yang diekspor bebas dari penyakit yang dapat merugikan industri perikanan,” lanjutnya.
Indonesia mencatatkan nilai ekspor sebesar 2,23 juta dolar AS pada tahun 2021.
Meskipun terjadi penurunan pada tahun 2023, sektor udang tetap menjadi primadona ekspor perikanan Indonesia.
Ia menambahkan bahwa Badan Karantina Indonesia terus berupaya mendukung keberlanjutan industri ini.
Caranya melalui pemenuhan persyaratan kesehatan yang ketat bagi impor induk udang dan pemantauan penyakit di hatchery-hatchery udang di Indonesia.
Sahat juga mengapresiasi kepada PT Suri Tani Pemuka, eksportir yang berhasil mengirimkan pakan udang benur, dan induk udang dalam ekspor perdana ini.
“Semoga ekspor perdana ini menjadi langkah awal untuk ekspor-ekspor berikutnya dan turut menghidupkan kembali industri perikanan Indonesia,” kata Sahat. (KR/S-01)