Pemprov Jateng Perkuat Sinergi, Laju Inflasi Aman Terkendali

SEKRETARIS Daerah (Sekda) Provinsi Jateng, Sumarno menyatakan, indikator makro inflasi di Jateng pada April lalu dalam kondisi aman dan terkendali.

Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng, inflasi Jawa Tengah pada April sebesar 0,20% secara month on month (MoM). Angka itu lebih rendah dari inflasi nasional yang sebesar 0,25 persen.

Menurut Sumarno, terkendalinya inflasi Jateng tidak lepas dari peran berbagai pihak, termasuk Pemprov Jateng, pemkab/pemkot, serta stakeholder terkait yang turut berupaya menjaga ekonomi makro di Jateng.

“Inflasi harus dipantau setiap hari, karena perkembangannya sangat dinamis, sehingga kolaborasi bersama untuk mengendalikan inflasi harus kita lakukan,” kata Sumarno di kantor BPS Jateng.

BACA JUGA  Amankan Nataru, Kapolri Siapkan Tim Operasi Aman Nusa

Menurutnya, berbagai upaya dilakukan untuk pengendalian inflasi, di antaranya meningkatkan sinergitas antara pemprov dengan pemkab/pemkot untuk bersama-sama melaksanakan program-program pengendalian inflasi. Seperti Gerakan Pangan Murah, cadangan pangan pemerintah, pemberian subsidi harga pangan, serta fasilitasi distribusi pangan.

Sumarno juga menyebut, program Pendawa Kita dapat direplikasi kabupaten/kota di Jateng sebagai upaya pengendali inflasi. Program itu sudah direplikasi di Kudus, Banyumas, Wonogiri, Cilacap, Wonosobo, Rembang, Surakarta, dan Kota Tegal.

“Kami berharap Pendawa Kita juga direplikasi di kabupaten/kota lain,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng, Dadang Hadiwan menyampaikan, inflasi Jawa Tengah pada April 2024 tercatat sebesar 0,20%.

“Dilihat dari kelompok pengeluaran, inflasi April 2024 salah satunya dipengaruhi transportasi, terutama transportasi antarkota, perawatan pribadi, dan jasa lainnya,” katanya.

BACA JUGA  Pemprov-KPU Jateng Matangkan Persiapan Transisi Keanggotaan DPRD kabupaten/kota

Lima komoditas dengan andil atau sumbangan inflasi secara MoM dibandingkan antara Maret dengan April 2024, yaitu bawang merah, emas perhiasan, angkutan antarkota, bawang putih, dan minyak goreng.

“Di sisi lain, andil deflasi terjadi karena komoditas beras, telur ayam ras, cabai merah, cabai rawit, dan buncis,” katanya. (HTM/M-01)

Dimitry Ramadan

Related Posts

Pengusaha Tempe Adukan Naiknya Harga Kedelai ke Gubernur

PELAKU usaha tahu tempe di Jawa Tengah menjerit akibat kenaikan harga kedelai yg melambung sejak Maret 2025. Menurut Ketua Kopti Jateng, Sutrisno Supriantoro saat ini harga kedelai mencapai Rp9.800/ kg…

BSI Perkuat Transaksi Digital Lewat Layanan Mesin EDC

BANK Syariah Indonesia (BSI) terus mendorong penguatan transaksi digital lewat optimalisasi layanan mesin EDC (Electronic Data Capture) di seluruh tanah air. Hingga Maret 2025, volume transaksi EDC BSI syariah mencapai…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Jangan Lewatkan

Polda Jateng Beri Pendampingan Korban Kecelakaan di Purworejo

  • May 7, 2025
Polda Jateng Beri Pendampingan Korban Kecelakaan di Purworejo

Pencopotan Mendadak sejumlah Kepsek di Taput Picu Polemik

  • May 7, 2025
Pencopotan Mendadak sejumlah Kepsek di Taput Picu Polemik

DPRD Jayapura Minta Saran Wabup Samosir Soal Perlindungan Danau Sentani

  • May 7, 2025
DPRD Jayapura Minta Saran Wabup Samosir Soal Perlindungan Danau Sentani

Dukung Transformasi, Rutan Tarutung Ikuti Anev Kinerja Kemenimipas

  • May 7, 2025
Dukung Transformasi, Rutan Tarutung Ikuti Anev Kinerja Kemenimipas