PEMERINTAH Kota Bandung Jawa Barat terus berupaya untuk menekan angka stunting. Saat ini setiap tahunnya, telah terjadi penurunan angka stunting di Kota Bandung. Tercatat tahun 2022 angka stunting 19,4 persen (6.614 bayi), tahun 2023, menjadi 16,3 persen (6.142 bayi) dan tahun 2024 ditargetkan penurunan stunting hingga 14,0 persen.
Penjabat Wali Kota Bandung, Bambang Tirtoyuliono di Bandung Sabtu (29/6) menyampaikan 5 pilar strategis penurunan stunting di antaranya, peningkatan komitmen dan visi. Peningkatan komunikasi perubahan perilaku dan pemberdayan masyarakat. Peningkatan ketahanan pangan dan gizi keluarga.
“Penguatan dan pengembangan sistem informasi riset dan informasi dan pemantauan dan evaluasi. Tentunya generasi emas ini kita siapkan secara sungguh-sungguh,” jelas Bambang pada kegiatan Rembug Stunting.
Bambang mendorong agar para pendamping seperti Pokjanal Posyandu atau kelompok kerja untuk mendata secara valid, sehingga data yang dikeluarkan sesuai. Dan tentunya pengembangan teknologi pun menjadi penting, hadirnya aplikasi e-Penting, sebagai intervensi bagi para balita yang rawan stunting.
“Bicara soal data, saat kita membuat sistem informasi yang sangat sederhana mulai bagaimana cara menimbang, mengukur tinggi. Lingkar kepala, data ini jadi sangat amat penting,” tambahnya.
Wakil Ketua TPPS Kota Bandung, Asep Saeful Gufron mengungkapkan, acara Rembug Stunting Kota Bandung dengan tema “Kota Bandung Zero New Stunting bertujuan untuk Menyiapkan Generasi Emas Melalui Penguatan Komitmen dan Kolaborasi.
Kegiatan ini dilaksanakan dengan latar belakang atas komitmen dan keseriusan Pemkot Bandung, untuk melaksanakan percepatan penurunan stunting dan menindaklanjuti kebijakan Wali Kota yang telah dibentuk tim percepatan penurunan stunting terintegrasi. (Rava/S-01)