
BADAN Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah melaporkan 17 orang meninggal dunia dampak tanah longsor di Kecamatan Petungkriyono, yang terjadi Senin (20 /1) pukul 17.30 WIB.
Dua desa terdampak longsor adalah Desa Yosorejo dan Desa Kasimpar, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan.
Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Jawa Tengah, Bergas Catursasi Penanggungan mengatakan bahwa 17 korban meninggal dunia terdiri dari 13 laki-laki dan 4 perempuan.
Adapun 17 korban longsor telah diidentifikasi yaitu Revalina, Suyati, Kiki Pramudita, Sutar, Riyanti, Ayat, Sumeri, Doni, Winarko, dan Supari.
Lalu Sularso, Inawati, Afkar, Husnul Cholifah, Rokhim, Joni Yulianto dan Rahmono.
Sedangkan 9 orang masih dalam pencarian yaitu M Teguh Imanto, Abiyas, Giyanto, Tegar Hapriyanto, Aisah, Ta’ari, Aurel, dan Ta’adi.
Sebanyak 13 orang luka-luka dan telah dirujuk ke puskesmas dan rumah sakit terdekat.
Selain longsor, juga terjadi banjir di Kabupaten Pekalongan. Bergas menjelaskan bahwa banjir terjadi Senin (20/1) berbarengan dengan longsor.
“Banjir melanda 9 kecamatan dan 14 desa terdampak,” terang Bergas.
Kerugian akibat banjir ada 25 rumah rusak berat, tiga akses jalan tergenanh, tiga jembatan terputus dan satu tanggul jebol di Kecamatan Tirto.
“Untuk jumlah rumah rusak masih terus didata,” ujar Bergas, Selasa (21/1) malam.
Dan dua orang mengalami luka-luka akibat banjir.
Sedangkan kerugian dampak tanah longsor yaitu dua unit rumah rusak berat, dua jembatan rusak, dan tiga unit kendaraan roda empat rusak berat. Serta tiga akses jalan terdampak.
“Tim SAR gabungan masih mencari 9 orang yang hilang akibat longsor,” kata Bergas.
Sebanyak 145 orang saat ini mengungsi di dua musala. Yakni 75 jiwa di musala As Syafaah dan 70 jiwa di musala Baitul Makmur. (WID/S-01)