
BANK Indonesia Perwakilan Daerah Istimewa Yogyakarta menegaskan laju inflasi gabungan kota pemantauan Indeks Harga Konsumen (IHK) di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Gunungkidul mengalami kenaikan pada Desember 2024. Namun demikian, kenaikan itu dinilai masih terkendali.
Kepala Bank Indonesia Perwakilan Daerah Istimewa Yogyakarta, Ibrahim menjelaskan dari catatan Badan Pusat Statistik (BPS) inflasi DIY pada Desember 2024 tercatat sebesar 0,46% (m-t-m), lebih tinggi dibandingkan realisasi November yang sebesar 0,25% (m-t-m). Kenaikan itu, seiring peningkatan aktivitas pariwisata pada momen libur Nataru.
“Secara tahunan, DIY mengalami inflasi sebesar 1,28% y-o-y, lebih rendah dibandingkan inflasi nasional sebesar 1,57% (y-o-y) dan realisasi inflasi DIY periode yang sama tahun 2023 sebesar 3,17% y-o-y,” kata Ibrahim, Kamis (2/1/2025).
Sesuai dengan siklusnya, kata dia, melonjaknya kunjungan wisatawan pada momen Nataru mendorong peningkatan konsumsi sehingga memicu inflasi terutama kelompok pangan, seperti cabai merah, telur ayam ras, tomat, dan bawang merah dengan masing-masing andil sebesar 0,06% (m-t-m), 0,06% (m-t-m), 0,03% (m-t-m), dan 0,02% (m-t-m).
Akhir masa panen
Kenaikan harga sejumlah komoditas pangan tersebut disebabkan oleh terbatasnya pasokan dari daerah sentra akibat berakhirnya masa panen dan faktor cuaca di tengah tingginya permintaan. Selain itu, harga bahan bakar rumah tangga turut memicu kenaikan inflasi DIY dengan andil sebesar 0,03% (m-t-m).
“Turunnya harga daging ayam ras sejalan dengan tercukupinya pasokan dari daerah sentra produksi. Sementara nangka muda dan kentang mengalami penurunan harga seiring berlangsungnya panen sehingga pasokannya cenderung melimpah,” jelas Ibrahim.
Lebih lanjut, komoditas angkutan udara turut mengalami deflasi di tengah peak season pariwisata akibat kebijakan penyesuaian tarif sebesar 10% yang berlaku sejak tanggal 19 Desember 2024 hingga 3 Januari 2025.
Kendalikan inflasi
Mencermati kondisi terkini, katanya, Bank Indonesia DIY bersama dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) DIY mengapresiasi peran aktif seluruh pihak yang telah bersinergi dan berkolaborasi dalam pengendalian inflasi selama tahun 2024.
Mengacu pada risiko ke depan, lanjutnya Bank Indonesia DIY optimis inflasi DIY tahun 2025 dapat terjaga pada kisaran target sasaran nasional sebesar 2,5±1%. Kondisi tersebut didukung oleh upaya TPID DIY dalam kerangka 4K (Keterjangkauan harga, Ketersediaan pasokan, Kelancaran distribusi, dan Komunikasi efektif) melalui penguatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) DIY. (AGT/N-01)